Skip navigation.
Home

Simaklah Berita Industri Baja Ringan Lokal Kalah Saing dari China

Industri pabrikator atap baja ringan dalam negeri alami kendala untuk berkompetisi dengan product import dari China. Asosiasi juga juga akan berjuang supaya pemerintah membuat perlindungan product memiliki bahan baja hasil pabrikan domestik.
Ketua Umum Asosiasi Pabrikator Baja Indonesia (Apbindo) Agus Budhiarto menyebutkan dengan gencarnya pembangunan project infrastruktur pemerintah, kesempatan pabrikator baja nasional terbuka lebar. Tetapi, sebenarnya pabrikan dalam negeri hadapi masalah untuk berkompetisi dengan product import.
“Banyak barang import yang masuk, baik material harga kanopi import ataupun barang jadi import. Kami susah berkompetisi dengan product import, ” katanya pada Usaha. com, Kamis (21/12/2017).
Agus mengatakan barang jadi yang banyak di-import dari China masuk dengan bea masuk yang rendah serta di pasarkan dengan harga yang murah. Selisih harga material baja dengan product barang jadi import begitu tidak tebal, walau sebenarnya untuk membuat material baja jadi barang jadi produsen dalam negeri keluarkan cost yg tidak sedikit.
Dia mencontohkan untuk hasilkan harga atap galvalum, seperti tower listrik, pabrikan mesti keluarkan cost untuk beli baut, melapisi baja siku dengan susunan anti karat atau galvanized, serta membayar gaji tenaga kerja.
“Kami beli material baja contoh harga nya 9. 000, sedang harga barang jadi import 11. 000, selisih cuma 2. 000. Untuk merubah material baja jadi barang jadi, kami mesti keluarkan cost ekstra, seperti tenaga kerja 2. 000, galvanized 4. 000, jadinya harga product jadi kami lebih mahal, ” terang Agus.
Untuk mendorong perkembangan industri pabrikator dalam negeri, Apbindo pada th. depan merencanakan untuk menyarankan perlindungan untuk product domestik ke Kementerian Perindustrian. Asosiasi juga mengharapkan supaya aplikasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) betul-betul dipantau serta di beri sangsi tegas untuk project yang mengaplikasikan TKDN dibawah besaran yang sudah diputuskan.
Dia mencontohkan ada anggota asosiasi yg tidak dapat masuk ke project pembangunan jalan tol untuk memasok guardrail karna kalah berkompetisi dengan product import. “Padahal perusahaan itu beli plat baja dari Krakatau Steel serta sistem galvanized-nya disini, ” katanya.
Mengenai, Apbindo adalah asosiasi yang baru terjadi pada 12 Desember 2017 serta beranggotakan perusahaan-perusahaan yang menghasilkan beragam barang memiliki bahan baku baja, seperti tower listrik, tangki, jembatan besar, crane, serta yang lain.
Sebagian perusahaan sebagai pendiri Apbindo diantaranya PT Danusari Partner Sejahtera, PT Sinar Metal Perkasa, PT Artha Mas Graha Andalan, PT Mega Karya Sampurna, serta PT Helori Graha Fasilitas.